Pendistribusian Vaksin Covid-19 DIipertanyakan
Senin, 11 Januari 2021 06:16 WIBAnalisa
Masyarakat mempertanyakan kenapa pendistribusian obat Vaksinasi untuk penawar wabah Covid-19 lebih cepat dilakukan sebelum ada jaminan penggunaannya dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan label jaminan halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Selama empat hari , sejak hari Minggu, Senin, Selasa, Rabu, (4-5-6-7 Januari 2021 Kemenkes RI Budi Gunadi Sadikin mendistribusikan penyaluran vaksinasi tahap awal (Ke-1), dari Jakarta, kepada Bio farma di 34 Provinsi di Indonesia, melalui pengawalan ketat, aparat keamanan, guna mempercepat proses vaksinasi.
Setibanya ditempat tujuan, cairan obat Vaksin virus covid-19 itu masih harus disimpan pada ruangan dingin, di gudang Biofarma provinsi, dengan suhu kelembaban hingga 08 derajat selsius. Karena Vaksin virus Covid-19 ini belum dapat digunakan.
Penundaan penggunaan Vaksin virus Covid-19 ini, menurut Ketua BPOM Penny Lukito, karena masih menunggu hasil uji klinik tahap ke 3 dari Jawa Barat. Sementara itu dari Ketua Bidang Fatwa Majlis Ulama Indonesia (MUI) Asrorun Niam Sholeh menyatakan vaksin Sinovac dari Cina ini halal dan suci untuk digunakan.
Namun, MUI belum bisa mengeluarkan surat kealalan itu, karena masih meunggu keputusan dari BPOM. Pertanyaannya. “Mengapa obat vaksinasi penawar dari serangan wabah Covid-19 ini dikirim terlebih dahulu ke sejumlah provinsi, sebelum ada rekomendasi dari BPOM dan PB-MUI?” Masyarakat dan pengamat mempertanyakan hal itu, karena sebelumnya pihak BPOM, PB-MUI dengan pihak Kementrian Kesehatan pernah berkunjung ke pabrik vaksin Sinovac di Cina, kenapa tidak mengambil sampel vaksin Sinovac tersebut? Maksudnya untuk mempercepat proses penelitian bagi BPOM dan MUI.
Rekomendasi izin penggunaan vaksinasi vaksin Sinovac dari BPOM dan MUI sangat diharapkan oleh bangsa dan negara ini, untuk mengantisifasi dari serangan virus Covid-19, yang telah berdampak pada kehidupan dan perekonomian rakyat Indonesia.
Dr Eka Mulyana SpOT(K) MKes SH MHKes dari Divisi Advokasi dan Hubungan Eksternal Tim Mitigasi PB IDI mengatakan sejak 2 Maret 2020 hingga Desember 2020, virus Covid-19 telah menyebabkan 342 petugas medis dan kesehatan meninggal dunia. dengan rincian; 192 dokter, 14 dokter gigi dan 136 perawat. Dengan rincian ; 101 dokter umum (guru besar), dan 89 dokter spesialis (7 guru besar), serta 2 residen yang berasal dari 24 IDI wilayah provinsi dan 85 IDI cabang kabupaten/kota di Indonesia. Untuk masyarakat umum yang terkena virus covid-19, hingga 5 Januari 2021 tercatat 779.548 orang positif, dan 645.746 orang sembuh, serta 23.109 orang meninggal dunia. Dari itu Pihak BPOM diminta untuk jujur dan transfaran, terkait dengan dampak, ataupun efek sampingan dari penggunaan vaksinasi vaksin Sinovac. Agar masyarakat yang di vaksinasi dapat memahami pengaruhnya. Mengingat, vaksinasi itu dilakukan untuk melindungi kekebalan tubuh masyarakat, dari ancaman virus covid-19 yang telah mengorbankan banyak nyawa manusia, dan berdampak pada perekonomian bangsa dan negara Indonesia tercinta ini. Apalagi menurut rencana, pada hari Rabu mendatang, 13 Januari 2021, pelaksanaan perdana vaksinasi virus Covid-19 dari Sinovac ini akan dilakukan pada Presiden RI Jokowi. Keselamatannya, tentu sangat di utamakan. Menurut rencana, untuk menyeamatkan bangsa indonesia dari virus Covid-19 ini, pemerintah memprediksikan penggunaan vaksinasi sebanyak 180 juta vaksin, terdiri dari beberapa merk prduksinya, maka kwaitas keseamatan bagi penggunanya sangat di utamakan.
Pada dasarnya, penggunaan vaksinasi untuk menjaga kekebalan tubuh manusia, yang bisa membangkitkan pertumbuhan ekonomi, tetapi bukan untuk menambah persoalan. “ Semoga pihak BPOM dapat bekerja keras, dan transparan, demi bangsa dan negara tercinta ini.(Djohan) |
Penulis Indonesiana
0 Pengikut
Permenaker Nomor 18 Digugat 9 Pengusaha ke MK
Sabtu, 10 Desember 2022 08:21 WIBSerikat Petani Menolak Rencana Impor Beras 2023
Selasa, 29 November 2022 17:30 WIBBaca Juga
Artikel Terpopuler